Pagi ini tak seperti pagi yang ia harapkan, kepanikan mulai melanda
karena merasa waktu telah mengejarnya. Namun semangat yang layaknya burung
elang itu ia tetap optimis akan hari ini. Sabtu, 23 Juli 2016 hari yang telah
lama dinantikan. Dengan langkah tergesa-gesa menuju tempat titik awal
keberangkatan Tulungagung Adventure menggunakan kaki mesin beroda dua. Menempuh
perjalanan dengan angan-angan yang menjulang tinggi, hingga tanpa sadar, ia sudah
tiba ditempat yang dituju.
Hari yang benar-benar sangat luar biasa, sejak lama ini dipersiapkan
bersama seluruh anggota tim yang begitu luar biasa mengeksekusi setiap sisipan
kegiatan. Pancaran semangat sinar mata menunjukkan seluruh peserta telah siap
untuk eksplorasi kekayaan alam kota Tulungagung. Banyak hal yang sangat menarik
tentang Tulungagung tetapi hanya sedikit orang yang tahu dan bisa merasakannya.
Surga terindah dari Tulungagung yang begitu menakjubkan.
Entah sudah berapa lama ia menantikan ini. Bersama komunitas yang memiliki
visi dan misi yang sama, ia akan melaksanakan beberapa perjalanan. Tujuan
pertamanya adalah pusat pembuatan Batik Gajah Mada. Perjalanan yang begitu
menyenangkan tak menyurutkan semangatnya dengan anggota yang lain, mereka semua
sangat menyukai perjalanan ini karena kebersamaan saat melakukannya. Gambaran
keseruan terlintas sepintas terbayangakan hingga setiap detik bergulir menjadi
menit yang membuat mereka beranjak dari titik point keberangkatan.
Seluruh intruksi komando telah didengungkan, semua panitia sudah bersiap
dipos yang arahakan. Dengan perlahan aya kita berangakat, rasa semangat selalu
menggelora mengingat perjalan panjang hari ini adalah untuk sebuah pengalaman
bersama seluruh anak muda Tulungagung ekplorasi kekayaaan alam dan budaya yang
ada di Tulungagung.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama sampailah ditempat tujuan
awal yaitu pembuatan Batik Gajah Mada, salah satu usaha tekstil batik khas yang
ada di Tulungagung tepatnya didesa Mojosari kecamatan Kauman. Disini mengetahui
ia banyak hal, mulai dari jenis Batik, proses pembuatan dan bahan apa saja yang
digunakan untuk membuat Batik. Dibenaknya yang membuatnnya bertanya-tanya
bangaimana bisa kain yang berwarna putih polos dapat ber-revolusi menjadi suatu
karya yang membuat takjub setiap pasang mata yang memandangnya. Sekarang ia memahami
satu hal, bahwa suatu proses yang rumit dan jika dilakukan dengan hal yang
sungguh-sungguh tak akan sia-sia.
Jam terus berdetik dan waktu akan selalu berjalan, perjalanan masih
panjang tak hanya sampai disitu. Waduk Wonorejo akan menjadi korban perjalanan selanjutnya.
Tapi kali ini bukan hanya menikmati suasana waduk melainkan masuk kedalam terowongan
yang ada dibawah Bendungan. Dengan terik matahari yang kian lama kian menyengat
ia mempercepat laju mesin beroda dua itu dengan semangatnya. Kali ini adalah
pertama kalinya ia masuk ke dalam terowongan yang tak setiap orang dapat masuk
kedalamnya
Dengan gerakan tangan yang cekatan ia segera menghentikan laju roda dua
itu saat ia telah tiba didekat Bendungan. Menurut informasi yang telah ia
dengar, terowongan yang akan ia kunjungi kali ini dengan panjang ±700Meter dan
berada ±300Meter di bawah permukaan air bendungan. Ternyata benar adanya bahwa orang umum tidak dapat masuk kedalam Terowongan itu
tanpa surat izin. Karena terowongan itu memiliki fungsi tersendiri, sehingga
tidak sembarang orang bisa masuk.
Sama halnya saat masuk keterowongan, dalam keadaan gelap dan dengan
usaha yang tak pernah luntur ia melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah,
dengan usaha yang tak sia-sia ia dapat melihat cahaya yang berada di ujung
lorong. Seperti melewati fase yang sulit
dan gelap namun dengan usaha hingga tetes demi tetes keringat pun berjatuhan
tanpa ia sadari itu membuahkan hasil, yaitu munculnya cahaya yang membuatnya
keluar melihat dunia lebih indah.
Cahaya matahari
yang kian lama kian tenggelam juga disertai dengan semburat jingga menandakan
bahwa waktu telah menunjukan bahwa untuk saatnya pulang, namun seolah hati
berkata tidak. Ia tetap melanjutkan perjalanan, kebetualan kali ini adalah
tujuan yang terakhir. Ranu Gumbolo menjadi tujuan terakhir, tempat yang juga
tak jauh dari Waduk Wonorejo.
Dengan mengenakan jaket yang ia bawa setidaknya dapat
mengurangi hembusan udara dingin yang menerpa tubuhnya, udara yang terasa kian
lama semakin dingin membuatnya kurang fokus pada perjalanannya, namun karena
tekatnya yang bulat akan hari ini ia tetap menjutkan apa yang telah ia tetapkan
dari awal.
Semangat yang awalnya mulai sedikit goyah kini telah
kembali, saat sepasang matanya telah menangkap sekumpulan air yang diatasnya
terpantulkan lukisan alam dari sang surya yang mulai tenggelam, bebarapa
pantulan dari pohon pinus yang berada disekitar tepi danau. Pemandangan yang baru
saja dilihatnya adalah sebuah keindahan
yang tak pernah ia lukiskan dengan sebait kata, karena hanya sang Tuhan
pencipta alam yang dapat melakukannya.
Apa yang ia fikirkan dari awal perjalanan kini menjadi
kenyatan. Mengawali hari dengan pikiran positif akan berdampak positif pula, tidak ada hari buruk
yang ada hanyalah pikiran yang buruk. Keindahan dan pengalaman adalah hal yang
paling ia sukai. Ia memang hanyalah seorang pemuda desa dari kota kecil namun
ia memiliki pemikiran dan impian yang tak ada habisnya. Keberaniannya untuk
melangkah, menggapai mimpi serta harapan patut dicontoh. Hanya dengan malakukan
perjalanan satu hari, ia dapat mengerti arti dari mimpi dan harapan.
Mimpi dan juga harapan sama seperti orang kebanyakan.
Di setiap mimpi kita selalu disertai sebuah harapan. Saat ini hanya satu mimpi
yang ingin ia wujudkan yaitu membuat kota kelahirannya ini menjadi lebih baik
dan lebih maju, entah sampai kapan ia akan tetap melangkah dan bermimpi. Yang
terpenting menyakini, bahwa usaha yang dilakukan untuk kota tercinta Tulungagung.
Kisah perjalanan bukanlah hanya kisah yang menggambarkan kesenangan melainkan
pengalaman yang tak pernah ternilai harganya.
Visi yang begitu luar biasa seorang anak muda yang
begitu mencintai kotanya, segala jerih payah ia keluarkan tanpa ragu
mengorbankan. Yakin itulah salah satu kuncinya, hari ini esok, lusa, dan
seterusnya adalah awal masa depan yang siap ia kobarkan untuk kemajuan bersama.
Tulungagung disini kami dilahirkan dan disini kami dibesarkan “we love Tulungagung”.
Artikel bagus kak. Jika kakak ingin membeli motor untuk area tulungagng,kediri dan trenggalek bisa wa kami 081 559 795 985
ReplyDelete