Tuesday, June 28, 2016

Makam Bupati Srigading Tulungagung

by. mhf45 [Explore Tulungagung
 Makam Bupati Srigading merupakan salah satu cagar budaya yang sangatlah bersejarah khususnya dalam sejarah kabupaten Tulungagung. Banyak cerita-cerita yang menarik, sayangnya sedikit yang masih belum mengetahui tentang apa yang sebenarnya ada dimakam ini. Minim sekali orang yang tahu tentang keberadaan tempat ini sekalipun warga Tulungagung sendiri. Mengenai nama Srigading memang belum begitu familiar di kebanyakan orang, banyak sekali orang yang belum tahu jika terdapat makam tiga Bupati Tulungagung yang kala itu namanya masih Kadipaten Ngrowo yang berpusat di daerah Kalambret. Tiga makam tersebut diantaranya Bupati Ngrowo pertama yaitu Kyai Ngabehi Mangoendirono, Bupati Ngrowo kedua yaitu Tondowidjojo, dan Bupati Ngrowo ketiga yaitu R.M Mangoennegoro. 

Makam Bupati Srigading lebih dikenal luas makam Kyai Basyarudin yang merupakan guru dari Bupati Ngrowo pertama Tumenggung Mangoendirono  lokasinya berada di RT 21 RW 08 dusun Srigading desa Bolorejo kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung. Srigading sendiri merupakan salah satu nama dusun yang ada di Desa Bolorejo dari lima dusun yang ada yaitu dusun Bolorejo, dusun Morangan, dusun Krajan, dusun Karang, dan dusun Srigading. Desa Bolorejo memiliki luas 2,94 km2 dengan jumlah RT sebanyak 32 serta RW sebanyak 12. Tidak sulit menemukan lokasi makam Bupati Srigading yang berada diarea lereng gunung Mbolo menjadi satu kawasan dengan pemakaman umum desa, jarak dari pusat kota Tulungagung kurang lebih 6 km dan akses jalannya cukup mudah untuk dilalui. 

Makam yang berada dipemakaman umum desa Bolorejo ini memiliki ukuran kurang lebih 12m x 12m yang dikelilingi tembok batu bata untuk memisahkan makam Bupati dengan  pemakaman umum desa serta beratapkan genteng diatasnya. Makamnya terkunci didalam gedung satu lokasi dengan makam Kyai Basyarudin ada yang mengatakan beliau itu merupakan Wali dan Guru dari Bupati Ngrowo pertama Tumenggung Mangoendirono. Selain itu tidak diijinkan orang untuk masuk kecuali ketika ada haul Kyai Basyarudin pada bulan rojab atau acara-acara lain yang berkenaan dengan makam oleh ijin dari juru kunci makam. Menurut warga sekitar, cukup sering ada peziarah yang datang kemakam terutama pada saat malam jumat legi baik dari dalam maupun luar daerah. 

Makam Bupati Srigading tidaklah lepas dari sejarah-sejarah masa lalu terbentuknya kabupaten Tulungagung. Kyai Ngabei Mangoendirono adalah Bupati Ngrowo pertama yang sebelumnya wilayah Tulungagung semula adalah ke Tumenggungan Wajak dirubah menjadi kabupaten Ngrowo. Beliau menjabat sebagai Bupati kira-kira sampai pemerintahan Amangkurat IV (1717-1727). Kepemimpinan selanjutnya di Kabupaten Ngrowo sebagai pengganti Kyai Ngabei Mangoendirono adalah Tondowidjojo yang merupakan keturunan Surontani, Bupati inilah yang membangun kota kabupaten di Kalangbret sehingga benar-benar merupakan kabupaten. Di era kedua Bupati Ngrowo inilah yang merupakan awal dari Tulungagung jaman babakan Internasional sampai akhir VOC. 

Tahun 1799 VOC dibubarkan oleh pemerintah Belanda serta segala harta dan tanggung jawabnya diambil alih oleh pemerintah Kolonialisme Belanda. Di era ini kemrosotan kedudukan Bupati-bupati dan kemlaratan rakyat makin meningkat tanah-tanah rakyat banyak dijual oleh bangsa kolonialisme kepada golongan-golongan terutama orang Cina. Bupati Ngrowo ketika ini adalah R.M. Mangoennegoro yang merupakan Putera Hamengkubuwono III, Bupati mempunyai nasib yang sama dengan penguasa daerah lainnya yang harus menjadi pelayan bagi Pemerintah Belanda atau Inggris. Banyak sekali kemunduran-kemunduran yang terjadi terhadap kekuasaan Bupati-bupati termasuk pula Bupati Ngrowo R.M. Mangoennegoro. Sesusai Konvensi London Bupati-bupati banyak yang dipecat dan digantikan, Bupati Ngrowo yang ditunjuk adalah R. M. T. Pringgodiningrat yang pada masa ini pusat kota kabupaten baru terletak ditimur sungai Ngrowo yang sekarang menjadi pusat Kota Tulungagung. 

Bupati Ngrowo Tulungagung I, II, dan  III yang dimakamkan di Pemakaman Srigading Bolorejo Tulungagung merupakan seorang yang tak bisa lepas dari sejarah-sejarah awal mula berdirinya Tulungagung. Banyak sekali aspek-aspek penting yang bisa diteladani dari beliau-beliau ini. Tetapi kondisi yang ada masih sangatlah belum sesuai dengan harapan, kondisi makam yang kurang terawat merupakan suatu hal bukti pentingnya cagar budaya bagi suatu masyarakat masih sangat memprihatinkan terlebih juga banyak sekali yang asing dan tidak tahu ketika  ditanya mengenai makam Bupati Srigading yang ada di desa Bolorejo kecamatan Kauman Tulungagung.  

Menjaga kelestarian cagar budaya adalah kewajiban seluruh warga khususnya Tulungagung. Jika dikembangkan bukan tidak mungkin cagar budaya ini akan menjadi suatu ciri dari kota Tulungagung dan menggambarkan cerita masalalu diperadaban jaman dulu khususnya dari kabupen Tulungagung sehingga nantinya bisa bermanfaat sampai generasi-generasi berikutnya. Selain itu peran pemerintah juga haruslah ada untuk senantiasa mendukung terealisasinya cagar budaya yang mampu dan benar-benar merupakan identitas awal kota Tulungagung. Penelitian-penelitian arkeologi juga sangat perlu dilakukan untuk mengetahui cerita-cerita yang sebenarnya yang terjadi mengingat masih sulitnya mendapat kebenaran cerita yang ada di Makam Srigading Tulungagung.

4 comments: