by. mhf45
[Explore Tulungagung]
Makam Bupati Srigading
merupakan salah satu cagar budaya yang sangatlah bersejarah khususnya dalam
sejarah kabupaten Tulungagung. Banyak cerita-cerita yang menarik, sayangnya
sedikit yang masih belum mengetahui tentang apa yang sebenarnya ada dimakam
ini. Minim sekali orang yang tahu tentang keberadaan tempat ini sekalipun warga
Tulungagung sendiri. Mengenai nama Srigading memang belum begitu familiar di
kebanyakan orang, banyak sekali orang yang belum tahu jika terdapat makam tiga
Bupati Tulungagung yang kala itu namanya masih Kadipaten Ngrowo yang berpusat
di daerah Kalambret. Tiga makam tersebut diantaranya Bupati Ngrowo pertama
yaitu Kyai Ngabehi Mangoendirono, Bupati Ngrowo kedua yaitu Tondowidjojo, dan
Bupati Ngrowo ketiga yaitu R.M Mangoennegoro.
Makam Bupati Srigading
lebih dikenal luas makam Kyai Basyarudin yang merupakan guru dari Bupati Ngrowo
pertama Tumenggung Mangoendirono lokasinya berada di RT 21 RW 08 dusun Srigading
desa Bolorejo kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung. Srigading sendiri
merupakan salah satu nama dusun yang ada di Desa Bolorejo dari lima dusun yang
ada yaitu dusun Bolorejo, dusun Morangan, dusun Krajan, dusun Karang, dan dusun
Srigading. Desa Bolorejo memiliki luas 2,94 km2 dengan
jumlah RT sebanyak 32 serta RW sebanyak 12. Tidak sulit menemukan lokasi makam
Bupati Srigading yang berada diarea lereng gunung Mbolo menjadi satu kawasan
dengan pemakaman umum desa, jarak dari pusat kota Tulungagung kurang lebih 6 km
dan akses jalannya cukup mudah untuk dilalui.
Makam yang berada
dipemakaman umum desa Bolorejo ini memiliki ukuran kurang lebih 12m x 12m yang
dikelilingi tembok batu bata untuk memisahkan makam Bupati dengan pemakaman umum desa serta beratapkan genteng
diatasnya. Makamnya terkunci didalam gedung satu lokasi dengan makam Kyai
Basyarudin ada yang mengatakan beliau itu merupakan Wali dan Guru dari Bupati
Ngrowo pertama Tumenggung Mangoendirono. Selain itu tidak diijinkan orang untuk
masuk kecuali ketika ada haul Kyai Basyarudin pada bulan rojab atau acara-acara
lain yang berkenaan dengan makam oleh ijin dari juru kunci makam. Menurut warga
sekitar, cukup sering ada peziarah yang datang kemakam terutama pada saat malam
jumat legi baik dari dalam maupun luar daerah.
Makam Bupati Srigading
tidaklah lepas dari sejarah-sejarah masa lalu terbentuknya kabupaten
Tulungagung. Kyai Ngabei Mangoendirono adalah Bupati Ngrowo pertama yang
sebelumnya wilayah Tulungagung semula adalah ke Tumenggungan Wajak dirubah
menjadi kabupaten Ngrowo. Beliau menjabat sebagai Bupati kira-kira sampai
pemerintahan Amangkurat IV (1717-1727). Kepemimpinan selanjutnya di Kabupaten
Ngrowo sebagai pengganti Kyai Ngabei Mangoendirono adalah Tondowidjojo yang
merupakan keturunan Surontani, Bupati inilah yang membangun kota kabupaten di
Kalangbret sehingga benar-benar merupakan kabupaten. Di era kedua Bupati Ngrowo
inilah yang merupakan awal dari Tulungagung jaman babakan Internasional sampai akhir
VOC.
Tahun 1799 VOC
dibubarkan oleh pemerintah Belanda serta segala harta dan tanggung jawabnya
diambil alih oleh pemerintah Kolonialisme Belanda. Di era ini kemrosotan
kedudukan Bupati-bupati dan kemlaratan rakyat makin meningkat tanah-tanah
rakyat banyak dijual oleh bangsa kolonialisme kepada golongan-golongan terutama
orang Cina. Bupati Ngrowo ketika ini adalah R.M. Mangoennegoro yang merupakan
Putera Hamengkubuwono III, Bupati mempunyai nasib yang sama dengan penguasa
daerah lainnya yang harus menjadi pelayan bagi Pemerintah Belanda atau Inggris.
Banyak sekali kemunduran-kemunduran yang terjadi terhadap kekuasaan
Bupati-bupati termasuk pula Bupati Ngrowo R.M. Mangoennegoro. Sesusai Konvensi
London Bupati-bupati banyak yang dipecat dan digantikan, Bupati Ngrowo yang
ditunjuk adalah R. M. T. Pringgodiningrat yang pada masa ini pusat kota
kabupaten baru terletak ditimur sungai Ngrowo yang sekarang menjadi pusat Kota
Tulungagung.
Bupati Ngrowo
Tulungagung I, II, dan III yang
dimakamkan di Pemakaman Srigading Bolorejo Tulungagung merupakan seorang yang
tak bisa lepas dari sejarah-sejarah awal mula berdirinya Tulungagung. Banyak
sekali aspek-aspek penting yang bisa diteladani dari beliau-beliau ini. Tetapi
kondisi yang ada masih sangatlah belum sesuai dengan harapan, kondisi makam
yang kurang terawat merupakan suatu hal bukti pentingnya cagar budaya bagi
suatu masyarakat masih sangat memprihatinkan terlebih juga banyak sekali yang
asing dan tidak tahu ketika ditanya
mengenai makam Bupati Srigading yang ada di desa Bolorejo kecamatan Kauman
Tulungagung.
Menjaga kelestarian
cagar budaya adalah kewajiban seluruh warga khususnya Tulungagung. Jika
dikembangkan bukan tidak mungkin cagar budaya ini akan menjadi suatu ciri dari
kota Tulungagung dan menggambarkan cerita masalalu diperadaban jaman dulu khususnya
dari kabupen Tulungagung sehingga nantinya bisa bermanfaat sampai
generasi-generasi berikutnya. Selain itu peran pemerintah juga haruslah ada
untuk senantiasa mendukung terealisasinya cagar budaya yang mampu dan
benar-benar merupakan identitas awal kota Tulungagung. Penelitian-penelitian
arkeologi juga sangat perlu dilakukan untuk mengetahui cerita-cerita yang
sebenarnya yang terjadi mengingat masih sulitnya mendapat kebenaran cerita yang
ada di Makam Srigading Tulungagung.
Artikel bagus kak. Jika kakak ingin membeli motor untuk area tulungagng,kediri dan trenggalek bisa wa kami 081 559 795 985
ReplyDeleteArtikel keren.Butuh ojek hunungi kami
ReplyDeleteMakam srigading itu Makam eyang buyut dari ibu... Saya sudah pernah nyekar kesana dalam gedung disitu ada eyang sosrobahu, kalau eyang kakung RM Partodiwiryo.. Dimakamkan diluar gedung
ReplyDeleteIbu saya RA. Soepartini putri dari RM Partodiwiryo nomer 11
ReplyDelete